Rabu, 26 November 2008

[junior_Trader] ER - Ulasan pagi 26 Nopember 2008. Mengapa mereka tidak nyangkut?


Selamat pagi.

Aturan Buffet (Great Investor). Aturan pertama, jangan rugi. Aturan kedua, lihat aturan pertama. Bagaimana dia mengikuti aturan tersebut? Buffet membeli perusahaan istimewa pada waktu harganya super murah. Harga murah relatif menurut kriteria masing-masing. Ada yang beranggapan bahwa pada waktu IHSG berada di kisaran 2000 harga sudah murah, ada yang menganggap pada waktu IHSG dikisaran 1500 sudah murah, ada yang mengangga pada saat IHSG seperti sekarang ini harga murah dan ada yang ekstrim beranggapan harga belum murah dan lebih nyaman mengambil posisi "Cash Is The King". Tapi yang jelas, karena naggapan-anggapan murah tersebut, mereka tidak akan atau jarang melakukan cut loss. Mereka hanya akan menjual jika harga sudah melebihi dari harga yang mereka beli. Oleh karenanya aturan Buffet bisa mereka ikuti yaitu selalu untung. Akan berapa lama keuntungan diperoleh? Tentunya tergantung di level murah mana mereka beli.

Aturan Soros (Great Speculator). Aturan pertama, jangan rugi. Aturan kedua,kalau sampai rugi buatlah kerugian sekecil-kecilnya. Terjemahan populernya "cut your loss as soon as possible and let your profit run". Kapan belinya. Anytime selama kriteria yang dia tentukan terpenuhi. Bisa saja buy high sell higher atau melakukan short.

Menjalankan aturan-aturan tersebut dengan disiplin menyebabkan baik Buffet maupun Soros hampir tidak pernah nyangkut.

Lalu mengapa kita menjadi NYANGKUTERS?

  • Pertama. Sebagai investor kita takut ketinggalan kereta api. Beli pada waktu saham rally dan harga saham lagi tinggi-tingginya. Dan kadang-kadang yang dibeli saham perusahaan kacangan.
  • Kedua. Sebagai trader kita membiarkan kerugian berlarut-larut, Tidak berani kabur padahal jelas-jelas harga melawan kita.

DOW tiga hari rally dengan kenaikan yang bertambah kecil. Secara psikologis menandakan kelahan. Dalam candlesticks digambarkan dengan ukuran body candle yang bertambah lama bertambah kecil. Para trader sebagian tentu berfikir akan profit taking.

Banyak saham-saham di BEI dalam keadaan oversold. Sudah murah. Mau ikut cara Buffet? Ikuti saja aturan-aturan dan kriteria-kriteria yang dia tetunkan. jangan asal comot. Teliti sebelum membeli. Jnagan mau ikutin kayanya tetapi tidak mengikuti usahanya.

ER - From Parijs van Java

Daftar Kursus lengkap bisa dilihat :http://www.j-club.biz/courses.htm/

The Law of Investing - investigate before you invest.


The Law of Investing - investigate before you invest.

By Brian Tracy

The Law of Investing - investigate before you invest. This is one of the most important of all the laws of money. You should spend at least as much time studying a particular investment as you do earning the money to put into that particular investment.

Check Every Detail

Never let yourself be rushed into parting with money. You have worked too hard to earn it and taken too long to accumulate it. Investigate every aspect of the investment well before you make any commitment. Ask for full and complete disclosure of every detail. Demand honest, accurate and adequate information on any investment of any kind. If you have any doubt or misgivings at all, you will probably be better off keeping your money in the bank or in a money market investment account than you would be speculating or taking the risk of losing it.

Money is Easy to Lose

The first corollary of the Law of Investing is: "The only thing easy about money is losing it." It is hard to make money in a competitive market but losing it is one of the easiest things you can ever do. A Japanese proverb says, "Making money is like digging with a nail, while losing money is like pouring water on the sand."

The Best Rule of All

The second corollary of this law comes from the self-made billionaire, Marvin Davis, who was asked about his rules for making money in an interview in Forbes Magazine.

He said that he has one simple rule and it is, "Don't lose money." He said that if there is a possibility that you will lose your money, don't part with it in the first place. This principal is so important that you should write it down and put it where you can see it. Read it and reread it over and over.

Time Equals Money

Think of your money as if it were a piece of your life. You have to exchange a certain number of hours, weeks and even years of your time in order to generate a certain amount of money for savings or investment. That time is irreplaceable. It is a part of your precious life that is gone forever. If all you do is hold on to the money, rather than losing it, that alone can assure that you achieve financial security. Don't lose money.

Be Smart About Investing

The third corollary of the Law of Investing says: "If you think you can afford to lose a little, you're going to end up losing a lot."

There is something about the attitude of a person who feels that he has enough money that he can afford to risk losing a little. You remember the old saying, "A fool and his money are soon parted." There's another saying, "When a man with experience meets a man with money, the man with the money is going to end up with the experience and the man with the experience is going to end up with the money." Always ask yourself what would happen if you lost one hundred percent of your money in a prospective investment. Could you handle that? If you could not, don't make the investment in the first place.

Action Exercises

Here are two things you can do to apply this law immediately:

First, think back over the various financial mistakes you have made in your life. What did they have in common? What can you learn from them? Accurate diagnosis is half the cure.

Second, invest only in things that you fully understand and believe in. Take investment advice only from people who are financially successful from taking their own advice. Play it safe. It's better to hold onto your money rather than to take a chance of losing it, along with all the time it took you to earn it.

Third, have a plan. Start with gaining the right knowledge, then apply realistic investment goals to attain that fit your style and risk tolerance, then create a low-risk high-reward investing trading plan of price entry, take-profit stop-loss, then take action on those elements. Following a systematic approach to investing in the financial markets will provide more and better successful results.

Fourth, click here to review investing trading information education training software and advisory services that can help you be a successful investor and trader.
Labels: investing, knowledge, money

Click the link below to apply this law immediately.

http://invest2success.blogspot.com/2008/11/law-of-investing.html

Successful Investing Trading

http://www.invest2success.com

Weekly Stock Picks Every Monday and Investing Trading Articles Tuesday through Friday.

http://invest2success.blogspot.com

Invest2Success Google Group

http://groups.google.com/group/invest2successcom

Sabtu, 22 November 2008

Obama akan Pilih Menkeu Jempolan, Wall Street Melesat


Sabtu, 22/11/2008 10:15 WIB
Obama akan Pilih Menkeu Jempolan, Wall Street Melesat
Irna Gustia - detikFinance

Jakarta - Bursa saham Wall Street langsung melonjak tajam setelah adanya kepastian presiden terpilih AS Barack Obama akan memilih Timothy Geithner menjadi menteri keuangan AS.

Geithner (47 tahun) yang kini menjabat gubernur bank sentral bagian New York dianggap pelaku pasar sebagai sosok yang tepat menangani krisis yang berkepanjangan ini.

Penunjukan Geithner diharapkan bisa membangkitkan kepercayaan setelah pasar begitu frustasi dengan cara Menkeu Henry Paulson menangani krisis.

Saham di Wall Street langsung merespons positif setelah dua hari berturut-turut mengalami kejatuhan yang signifikan dan mencatat posisi terendah dalam 5,5 tahun terakhir.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat waktu AS (21/11/2008) indeks Dow Jones naik 494,13 poin atau 6,54% menjadi 8.046,42. Nasdaq naik 68,23 poin atau 5,18% menjadi 1.384,35 dan S&P 500 naik 47,59 poin atau 6,32% menjadi 800,03.

"Ini menjadi sedikit kabar baik yang diperlukan untuk keluar dari ketidakpastian. Setiap kali ada ketidakpastian yang berkurang, Wall Street sangat menyukainya," kata Joe Saluzzi, co-Manager Themis Trading di Chatham, New Jersey seperti dilansir dari Reuters, (22/11/2008).

Pasar menilai Geithner tidak hanya menangani masalah di sektor jasa keuangan namun juga krisis di industri otomotif yang ikut terjerembab karena kesulitan likuiditas dan telah memakan korban seperti GM dan Ford.

Geithner dianggap sebagai sosok jempolan karena sebelumnya pernah berkarir di departemen keuangan selama 13 tahun sebelum akhirnya keluar pada tahun 2001. Obama sendiri memang belum mengumumkan secara resmi susunan kabinetnya, tapi sudah hampir dipastikan Geithner akan menempati posisi menkeu.(ir/ir)
sumber:

http://www.detikfinance.com/read/2008/11/22/101502/1041113/6/obama-akan-pilih-menkeu-jempolan-wall-street-melesat

komentar saya: semoga ihsg senin ikut naik

Breaking News :

WASHINGTON — Hillary Rodham Clinton has decided to give up her Senate seat to become secretary of state in the Obama administration, making her the public face to the world for the man who dashed her own hopes for the presidency, confidants of Mrs. Clinton said Friday.

sumber :

http://www.nytimes.com/2008/11/22/us/politics/22obama.html

Menakar Tingkat Kerendahan IHSG




Sabtu, 22/11/2008 17:45 WIB
Menakar Tingkat Kerendahan IHSG
Irna Gustia - detikFinance

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun hingga 21 November 2008 telah mengalami penurunan hingga 58,25%. Namun penurunan IHSG ini dinilai belum akan berhenti karena terseret buruknya pasar finansial global.

Seberapa rendah IHSG akan bergerak? Mungkin ada baiknya belajar dari pengalaman sejarah IHSG saat krisis moneter melanda pada satu dasawarsa lalu.

Analis Danareksa Sekuritas, Aldo Perkasa dalam risetnya yang dikutip detikFinance, Sabtu (22/11/2008) menjelaskan pasar saham Indonesia mengalami penjualan besar-besaran terutama sejak awal bulan September akibat perilaku investor (terutama investor asing) yang semakin negatif terhadap pasar negara berkembang.

Bila pasar saham Indonesia dibandingkan dengan kinerja pasar saham negara lain, IHSG merupakan indeks yang kinerjanya paling buruk, dengan penurunan sebesar -42% sejak awal September atau -5825% dari awal tahun.

Bandingkan dengan rata-rata kinerja pasar saham negara ASEAN yang mengalami penurunan sebesar -31% sejak awal September dan -47% dari awal tahun hingga 14 November 2008.

Kinerja yang buruk ini juga disebabkan oleh tingginya korelasi pergerakan IHSG dengan
pergerakan harga minyak, dimana penurunan harga minyak mencapai -51% sejak awal
september dan -61% dari awal tahun hingga 14 November 2008.

Namun, seharusnya sekarang ini korelasi tersebut semakin melemah, dikarenakan proses rebalancing yang telah terjadi di IHSG dimana saat ini sektor komoditas hanya memiliki persentase 16% (pada kuartal kedua sektor komoditas mencapai 30%).

Dibalik penjualan besar-besaran itu, IHSG sempat mencapai titik terendahnya di level
1.111,4 pada tanggal 28 Oktober. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah
titik tersebut merupakan bottom dari bear market yang sedang terjadi sekarang ini? Tidak
ada yang tahu hal ini dengan pasti.

Namun berikut kami akan coba membandingkan krisis sekarang ini dengan krisis sebelumnya.

Melihat sejarah pada krisis ekonomi 1998 IHSG mengalami koreksi seperti ini. Namun, bila kita cermati saat itu, ada beberapa fakta yang cukup menarik dari perilaku IHSG yaitu :

Perhatikan bahwa saat penurunan IHSG (JCI) sudah mencapai lebih dari 50%, maka setelah itu IHSG mengalami pergerakkan rebound, seperti yang terjadi beberapa hari terakhir ini.

Pada krisis 1998, IHSG mencapai bottom-nya setelah mengalami koreksi sebesar -64% dari titik tertingginya (level 736 ke level 275). Apabila kita menerapkan hal yang sama terhadap kondisi IHSG sekarang ini, maka -64% dari titik tertinggi 2.830 adalah adalah 1.018.

Pada krisis 1998, IHSG membutuhkan waktu kurang lebih 1 tahun lebih dari puncak menuju bottom-nya, dan pada saat rebound IHSG hanya membutuhkan waktu sekitar 9 bulanan untuk kembali ke titik awalnya. Saat ini, IHSG telah mengalami koreksi terus menerus selama 11 bulanan, sehingga apabila kita yakin bahwa sejarah mungkin terulang lagi, maka bottom mungkin tidak akan terlalu lama lagi.

Jika kita teliti lebih jauh, sebenarnya agak kurang adil bila kita membandingkan krisis 1998
dengan keadaan saat ini, karena keadaan fundamental ekonomi Indonesia sudah jauh lebih baik.

Beberapa perbedaan penting antara krisis 1998 dengan saat ini adalah :



  • Cadangan devisa saat ini lebih tinggi 200% dibandingkan dengan 10 tahun lalu, yaitu sekitar 50 miliar dolar di akhir Oktober, dibandingkan 22 miliar dolar di akhir 1998, sehingga nilai tukar rupiah seharusnya akan jauh lebih stabil.
  • Suku bunga dan inflasi masih jauh lebih stabil, dimana BI rate saat ini 9,5% dan inflasi satu tahun terakhir yang mencapai11,8%, dibandingkan tahun 1998 yang keduanya mencapai diatas 20%.
  • Rasio utang luar negeri terhadap GDP Indonesia telah turun dari diatas 100% pada tahun 1998 menjadi sekitar 55% pada tahun 2008.
  • Keadaan politik saat ini jauh lebih terkendali dibandingkan dengan tahun 1998 yang
  • terjadi revolusi politik.

Melihat perbedaan tersebut, risiko investasi di Indonesia seharusnya sudah lebih terbatas
dibandingkan 10 tahun lalu. Meskipun begitu, perilaku investor terkadang masih irasional dan cenderung tidak mempedulikan sisi fundamental dari ekonomi Indonesia sehingga IHSG tidak bisa terelak dari koreksi besar-besaran.

Kami melihat penyebab dari tindakan investor yang begitu negatif ini adalah semakin kuatnya ancaman krisis ekonomi global sehingga perilaku para investor global masih cenderung menghindari risiko dan melarikan investasinya ke aset-aset yang lebih aman.

Prospek Pasar Modal Indonesia


Kami tetap masih optimis dengan potensi jangka panjang dari pasar modal Indonesia dan percaya bahwa krisis ini seharusnya tidak akan berlangsung terus menerus. Saat ini, valuasi IHSG sudah menjadi yang terendah diantara negara ASEAN lainnya yaitu 5,8x estimasi PE 2008 dibandingkan rata-rata ASEAN di 8,8x estimasi PE 2008, sehingga seharusnya hal ini membuat IHSG menjadi jauh lebih menarik di mata investor global.

Walaupun begitu, kami melihat risiko ke depan masih ada, dengan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan yaitu:

Arah perkembangan ekonomi dan kebijakan ekonomi yang diambil baik di AS maupun di beberapa negara lain secara global dimana sejauh ini beberapa pemerintahan telah cukup proaktif dalam mendukung perekonomiannya.

Hedge fund (investor asing) yang masih menarik dananya. Sejauh ini industri Hedge fund global telah mengalami kerugian sebesar 100 miliar dolar dari total industri sebesar 1,7 triliun dolar. Bila ke depannya keadaan ekonomi masih belum membaik, maka bukan tidak mungkin gelombang penjualan kembali dari hedge fund akan terjadi kembali.

Proyeksi pendapatan perusahaan. Saat ini pasar masih belum mendapatkan gambaran yang jelas mengenai dampak krisis global terhadap kinerja para emiten. Apabila para investor sudah merasa nyaman dengan prospek kinerja emitten, maka seharusnya sentimen akan menjadi lebih stabil dan tidak fluktuatif seperti saat ini.

(ir/ir) http://www.detikfinance.com/read/2008/11/22/174513/1041264/6/menakar-tingkat-kerendahan-ihsg

Kamis, 06 November 2008

Klarifikasi BEI Soal BUMI


06/11/2008 13:49
Inilah Klarifikasi BEI Soal BUMI
Samsul Maarif
INILAH.COM, Jakarta - Setelah saham PT Bumi Resources (BUMI) terombang ambing sejak Rabu (5/11) dan akhirnya benar-benar dibuka Kamis (6/11), banyak pihak yang penasaran ingin tahu alasannya.
Untuk mengobati rasa penasaran mereka yang ingin tahu mengapa saham BUMI sampai akhirnya dibuka, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah mencoba angkat bicara.
Erry mengatakan alasan pembukaan suspensi saham BUMI karena otoritas bursa menganggap informasi dari pihak Bakrie & Brothers (BNBR) sudah mencukupi dan tidak ada hal lain lagi yang diperlukan.
"Kita sudah menerima segala informasi yang kita butuhkan (dari Bakrie), jadi tak ada alasan untuk menunda-nunda pembukaan suspensi BUMI," katanya kepada INILAH.COM di Jakarta, Kamis (6/11).
Ketika ditanya mengenai public expose yang belum dilakukan, Erry mencoba berkelit.
Ia mengatakan bahwa public expose itu diwajibkan bagi BNBR. "Yang harus public expose itu BNBR, kalau BUMI tidak harus dan dia juga sudah dijual 35% ke Northstar," ungkapnya.
Menurut Erry, mekanismenya sudah jelas, sehingga pihak bursa segera membuka kembali perdagangan BUMI. Perlakuan terhadap BUMI ini berbeda halnya dengan saham Bakrie & Brothers (BNBR) dan Energi Mega Persada (ENRG).
"Ini sudah jelas, ya kita buka dong, kalau BNBR dan ENRG belum. Khusus BNBR harus public expose dulu, sedangkan ENRG masih belum jelas karena transaksinya belum tahu," ujarnya.
Terkait dengan anggapan pembukaan perdagangan saham BUMI terkesan mendadak, Erry tak sependapat.
"Tidak mendadak kok. Tapi memang ada informasi lain yang harus ditelaah pemerintah agar semua tidak bias, maka lebih baik untuk dikaji kembali dan itulah alasannya kenapa disuspensi lagi. Itu agar tidak ada informasi yang salah di pasar," tandasnya.
Sekali lagi Erry menegaskan bahwa pembukaan suspensi BUMI dilakukan karena otoritas bursa sudah menganggap semua sudah cukup dan mekanisme akan dibuka atau ditutup kembali diserahkan kepada bursa.[tra]
http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/11/06/60067/inilah-klarifikasi-bei-soal-bumi/


06/11/2008 13:12
BUMI Alami Tekanan Jual
INILAH.COM, Jakarta – Jumlah antrian saham BUMI yang akan dijual volumenya mencapai 1.937.307.500 saham dengan harga terendah Rp 1.975 per saham.
Dengan demikian antrian jual tersebut mencapai nilai sekitar Rp 3,8 triliun atau sekitar seperempat dari nilai kapitalisasi pasarnya saat ini.
Hal ini terlihat dari menumpuknya order jual saham BUMI di pasar reguler dengan nilai sekitar Rp3,826 triliun. Padahal di pasar reguler sendiri transaksi untuk keseluruhan jenis saham hanya sekitar Rp 520,8 miliar. Berarti tekanan jual saham BUMI di pasar reguler sedemikian besarnya.
Selain di pasar reguler tekanan jual BUMI juga dilakukan di pasar negoisasi, dengan harga yang hanya diketahui oleh penjual dan pembelinya (sesuai dengan negoisasi).
Para penjual saham BUMI ini beragam, mulai dari investor ritel sampai institusi yang memang sangat membutuhkan likuiditas.*/[cms]

06/11/2008 11:52
BUMI Terbuka Untuk Investor Lain



(inilah.com/Noerma)
INILAH.COM, Jakarta - Akuisisi 35% saham PT Bumi Resources (BUMI) masih terbuka untuk calon pembeli lain meskipun Northstar Pasific dan PT Bakrie and Brothers (BNBR) sedang bernegosiasi.
Hal ini karena kedua pihak belum masuk tahap
perjanjian jual beli atau meneken nota kesepahaman.
San Miguel Corp, perusahaan makanan dan minuman terbesar di Filipina dikabarkan akan membuat tawaran tandingan untuk membeli 35% saham BUMI. Kemungkinan San Miguel akan mengeluarkan pernyataan lanjutan terkait dengan penawaran tandingan dalam 5 hari ke depan.
Selain San Miguel, group Tata dikabarkan juga masih berminat, namun pada harga US$ 800 juta, di bawah harga Northstar.
Saat ini saham BUMI dibuka kembali perdagangannya dan jatuh Rp 200 menjadi Rp 1.975.[tra]

http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/11/06/60067/inilah-klarifikasi-bei-soal-bumi/

Senin, 03 November 2008

Waralaba, Usaha Alternatif Kala Krisis

Jumat, 24/10/2008 15:48 WIB
Waralaba, Usaha Alternatif Kala Krisis
Alih Istik Wahyuni - detikFinance

Jakarta - Usaha waralaba diklaim sebagai sebagai satu-satunya alternatif usaha yang kebal terhadap gempuran krisis finansial dunia.

Menurut Ketua Dewan Penasehat Waralaba Indonesia (Wali) Amir Karamoy, hal ini sudah terbukti pada krisis 1998 silam dimana sektor ekonomi banyak yang runtuh, waralaba justru menjamur.

"Dalam krisis finansial global, investasi portofolio mudah tergoncang, Wali berharap waralaba seharusnya diperlakukan alternative investasi. Karena dengan saham yang sangat peka, kalau waralaba paling imun terhadap resesi," katanya.

Ia menyampaikannya saat membuka Franchise & License Expo Indonesia di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (24/10/2008).

Menanamkan modal di waralaba juga terbukti menggiurkan jika dibandingkan menyimpan uang di deposito. Jika menyimpan uang di deposito bunganya sekitar 7-8%, maka return dari bisnis waralaba bisa mencapai 20%.

"Jadi bunga bank itu peanut (kacang) lah dibanding return waralaba, sampai 20%. Inilah peluangnya," katanya.

Franchise & License Expo Indonesia kali ini menghadirkan 125 peluang usaha waralaba dan lisensi. Pameran yang digelar selama 3 hari mulai 24-26 Oktober 2008 ini menargetkan pengunjung hingga 1.500 orang.
(lih/ddn)

sumber http://www.detikfinance.com/read/2008/10/24/154807/1025511/480/waralaba-usaha-alternatif-kala-krisis

Bakrie Belum Tahu Jadwal Paparan Publik Penjualan Bumi

Senin, 03/11/2008 13:24 WIB
Bakrie Belum Tahu Jadwal Paparan Publik Penjualan Bumi
Indro Bagus SU - detikFinance

Jakarta - Grup Bakrie belum bisa memastikan kapan akan menggelar paparan publik atas pelepasan 35% saham PT Bumi Resources Tbk senilai US$ 1,3 miliar seperti yang diminta otoritas Bursa Efek Indonesia.

"Segera setelah transaksi ini selesai baru bisa dilakukan paparan publik. Mungkin minggu ini atau pekan depan," kata Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang juga Corporate Secretary BUMI, Dileep Srivastavaa ketika dihubungi detikFinance, Senin (3/11/2008).

Perusahaan belum bisa mengonfirmasikan kapan transaksi penjualan Bumi ini akan selesai karena sedang dalam tahap penyelesaian. "Semuanya masih berlangsung," ujar Dileep.

Sebelumnya Direktur Utama BEI Erry Firmansyah mengatakan BNBR harus segera menggelar paparan publik setelah mencapai kesepakatan dengan Northstar Pacific.

BEI belum bisa mencabut suspensi saham BUMI hingga ada penjelasan berupa paparan publik. Saham Bumi disuspensi sejak 7 Oktober 2008 bersama dua saham lainnya Energi Mega Persada dan BNBR.

Tiga emiten Grup Bakrie lain yang juga sempat disuspensi namun sudah kembali diperdagangkan sejak 17 Oktober lalu yakni PT PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL).

Mengenai pencabutan suspensi grup Bakrie, Dileep mengaku menyerahkan sepenuhnya ke otoritas bursa. "Kalau kepastian pencabutan suspensi itu keputusan BEI, kita sendiri belum minta perpanjangan suspensi," katanya.

Saham BUMI dibeli oleh Northstar Pacific yang terafiliasi dengan Texas Pacific Group, perusahaan investasi asal AS.

Meski penjualan tersebut sudah terjadi, namun BNBR belum menerima dana penjualan saham Bumi, karena Northstar masih melakukan due diligence.

Pemegang saham repo Bumi juga masih menunggu nasibnya, atas pembayaran penjaminaan saham Bumi oleh BNBR.(ir/qom)


sumber http://www.detikfinance.com/read/2008/11/03/132401/1030345/6/bakrie-belum-tahu-jadwal-paparan-publik-penjualan-bumi