Selasa, 29 Juli 2008

DEAD-ACCOUNT


DEAD-ACCOUNT

marsudi khang

Salah satu pembedaan utama antara Richer dengan kelas menengah dan biasa yaitu Dead-Account – rekening buat hari esok. Yg berarti rekening yang dari waktu ke waktu terus kita secara konsisten dan disiplin di input nominalnya yang mana dengan harapan setelah sekian tahun – dari hasilnya cukup untuk membiayai hari tua kita.

Dalam The Richest Man In Babylon, kriteria dari Dead-Account ini mencakup 10% dari income bulanan kita dan secara disiplin tidak boleh diambil dalam kondisi apapun juga. Untuk situasi urgent, banyak ahli keuangan menyarankan untuk mencari dana eksternal sehingga kita memiliki tanggung jawab untuk melunasinya – sementara angsa dari Dead-Account tidak kita sembelih, yang mana angsa ini yang nantinya akan menjadi tumpuan hari tua kita.

Di sini kita bisa melihat pentingnya self-discipline apalagi ditengah wabah konsumtif ekses dari dinamika megapolitan. Kenyataan juga banyak membuktikan orang-orang sering mengabaikan disiplin diri ini terlebih ketika promo Great-Sale dan Hot-Sale di mana-mana yang semakin memiskinkan kita (akibat peningkatan pengeluaran konsumtif yang berlebihan). Kita boleh saja memenuhi semua ‘Sale’ itu kalau cashflow kita sudah dialokasikan terlebih dulu untuk Dead-Account, apalagi ‘hasil’ dari angsa emasnya.

Konsep ‘Penundaan Kesenangan’ sangat berperan dalam menyukseskan Dead-Account. Yang mana dari penundaan kesenangan ini kita bisa mereduksi berbagai biaya siluman yang tidak perlu (di luar dari biaya primer dan sekunder), sehingga tidak mempengaruhi bahkan sampai mengerogotin eksistensi Dead-Account. Kalau perlu kita semua mesti punya agenda untuk mempercepat penjelmaan keberhasilan Dead-Account – misalnya untuk rencana finansial yang tadinya mesti di raih dalam tempo puluhan tahun, bisa kita percepat menjadi di bawah 10 tahun.

Untuk kondisi sulit seperti sekarang ini dan di tengah melejitnya inflasi, banyak ahli finansial justru menyarankan jumlah Dead-Account di atas 10%, idealnya 25% dari income kita. Prosentase ini sangat normatif untuk jangka panjang ke depan supaya nilai investasi kita bisa menyaingi atau di atas inflasi. Terlebih lagi kalau bisa kita investasikan sendiri ke produk-produk keuangan yang return-nya di atas inflasi.

Diatas semuanya, selain untuk mewujudkan impian Dead-Account, tetap di tuntut untuk adaptif dengan situasi kondisi lingkungan kita sehingga tidak menjadikan kita kikir, melainkan tetap tidak lupa untuk memprioritaskan ‘memberi’ bagi yang membutuhkan.

Ayo, mari kita berlomba untuk mewujudkan masa depan yang lebih terarah dan gemilang.


Tidak ada komentar: