Minggu, 31 Agustus 2008

SAVING vs INVESTING






marsudi khang



Salah satu hal signifikan yang membedakan antara Si Kaya dan Si Pandir yaitu mengenai cara Saving (Menabung) dan Investing (Berinvestasi) di tempat yang tepat dan bagaimana supaya tidak Lost-money, serta dalam kondisi yang bagaimanapun juga, si Kaya tetap bisa Survive (dengan hasil investasi yang fantastis), sementara si Pandir (kelompok orang menengah) malah menjadi semakin kehilangan uangnya - biarpun mereka sama-sama menabung dan berinvestasi.

Apalagi di tengah Turbulensi Ekonomi sekarang (meminjam istilah Robert T. Kiyosaki), ketika kita tidak memahami secara utuh kedua konsep ini (Menabung dan Berinvestasi) maka bisa-bisa investasi kita ketelan inflasi dan berbagai cost-investing lainnya (seperti berbagai biaya administrasi di tabungan, dan mulai akan diterapkannya biaya bagi investasi di Reksadana). Belum lagi kebiasaan dan pemahaman kita selama ini terlihat masih ada yang kurang pas dengan arti menabung dan investasi.

Menilik dari buku Eko P. Pratomo, "Berwisata ke Dunia Reksadana", dijabarkan mengenai kedua makna tersebut di atas yaitu:

MENABUNG

Adalah suatu kegiatan berkala secara terus menerus dalam menumpuk atau mengumpulkan suatu dana, dalam rangka melakukan investasi. Menabung dilakukan secara harian atau bulanan, dan dananya diambil dari pendapatan tetap/tidak tetap, namun sudah direncanakan sebelum memperoleh pendapatan tersebut.

Misalnya: Menabung sebesar 10% dari Gaji bulanan, atau 25% dari THR, ke dalam sebuah rekening mati (Dead-Account).Menabung dilakukan dengan memotong gaji di awal dan bukan dari sisa gaji (di akhir), sehingga menabung harus Anda perlakukan sebagai "Future Liability".

Menabung dengan berhutang memakai Credit-Card (pembayaran otomatis dengan auto-debet) adalah suatu tindakan yang sangat keliru, karena “Menabung” bukanlah berhutang melainkan dilakukan dari "Net Cashflow" di awal.

INVESTASI

Investasi dapat dilakukan setelah pekerjaan rumah ‘menabung’ anda yang pertama selesai. Investasi adalah tindakan selanjutnya dari kegiatan Menabung. Investasi dilakukan dengan memakai (menumbuh kembangkan) dana yang sudah dikumpulkan melalui kegiatan menabung, ke berbagai instrumen investasi seperti: Reksadana, Saham, Emas dan Properti.

Investasi dapat dilakukan dengan menaruh dan memindahkan portofolio asset, dari satu instrumen ke instrumen lain, dari waktu ke waktu. Selain itu, Investasi bersifat dinamis, sedangkan Menabung lebih statis.

Investasi dilakukan dengan memakai Dana Idle (tidak terpakai), dan bukan dari uang belanja atau Dana Darurat apalagi dengan memakai kartu kredit. Sekali lagi, Investasi memakai Dana Idle dari hasil penumpukan Menabung, dan bukan dari pendapatan (gaji) bulanan. Bila Anda membayar premi asuransi atau apapun namanya, dengan memakai kartu kredit, itu bukan Investasi. Itu sama saja seperti membayar Listrik, PAM atau Telepon via Kartu Kredit, dan semua ini adalah tagihan atau "Past Liability".

Kembali lagi, apa yang akan terjadi bila Tagihan Kartu Kredit Anda menumpuk dan gagal Anda bayarkan? Sekali lagi, Anda telah menumpuk UTANG dan bukan ASSET.

Orang-orang kaya adalah kelompok yang memahami secara utuh pembedaan Future Liability dan Past Liability, sehingga dana investasi mereka dari waktu ke waktu berlipat sampai saatnya menjadi andalan pensiun mereka.

Sudahkah kita menabung dan berinvestasi dengan benar dalam menata dan menyongsong Masa Depan Gemilang?

Sabtu, 30 Agustus 2008


Selasa, 19 Agustus 2008

Bagaimana Bertransaksi Saham dan Obligasi di BEI?


investasi di pasar modal
Bagaimana Bertransaksi Saham dan Obligasi di BEI?

Berinvestasi saham di pasar modal relatif mudah. Investor tinggal membeli saham-saham yang akan go public, lalu memesan kepada perusahaan efek yang menjadi penjamin emisinya. Jika pesanan investor diterima dengan demikian investor sudah menjadi investor atas saham perusahaan yang dibeli.

Lalu bagaimana caranya bila investor ingin melakukan penjualan saham? Bukankah menunggu dividen tiap tahun cukup lama, jadi bolehkan melakukan transaksi saham dalam jangka waktu yang pendek, siapa tahu investor bisa memperoleh capital gain? Jelas boleh dong. Sebab dalam investasi saham selain mendapatkan dividen, investor juga berpeluang mendapatkan capital gain (selisih harga jual dan harga beli). Untuk bertransaksi saham ini praktis lebih mudah lagi. Investor tinggal melakukan perintah jual atau beli atas saham yang diinginkan.

Biasanya, transaksi diawali dengan memberikan perintah (order) jual dan/atau perintah beli ke Perusahaan Efek. Perintah tersebut dapat diberikan lewat telepon atau perintah secara tertulis. Perintah tersebut harus berisikan nama saham, jumlah yang akan dijual dan/atau dibeli, serta berapa harga jual dan/atau harga beli yang diinginkan. Sebelum melaksanakan perintah, biasanya perintah tersebut selanjutnya akan diverifikasi oleh perusahaan efek bersangkutan. Untuk selanjutnya, perintah tersebut akan diteruskan ke dalam system perdagangan di Bursa Efek Indonesia yang dikenal dengan Jakarta Automated Trading System (JATS).

Semudah itu? Ya. Tapi untuk bisa memerintahkan dealer perusahaan efek atau broker, investor perlu terlebih dulu membuka rekening di perusahaan efek bersangkutan. Investor dapat membuka rekening di Perusahaan Efek dengan cara mengisi dokumen-dokumen yang diperlukan. Secara umum, Perusahaan Efek biasanya mewajibkan investor untuk menyetorkan sejumlah dana tertentu sebagai jaminan dalam proses penyelesaian transaksi. Kalau nomor rekening sudah dimiliki dengan demikian investor bisa memerintah broker atau pialang perusahaan efek itu. Bagaimana dengan transaksi obligasi, yang transaksinya di luar bursa (over the counter)? Sama juga. Investor juga diharuskan membuka rekening di perusahaan efek. Dan dalam transaksi obligasi juga tidak jauh berbeda dengan transaksi saham meski dilakukan secara OTC itu.

Untuk transaksi obligasi biasanya dimulai dengan penempatan kuotasi di sistem perdagangan obligasi di Bursa Efek Indonesia yang disebut OTC-FIS, sehingga semua kuotasi yang masuk ke dalam sistem dapat dilihat secara langsung (real time) oleh pelaku pasar lainnya.

Melalui OTC-FIS, partisipan dapat melihat kuotasi yang paling menarik bagi dirinya. Kemudian, partisipan yang tertarik untuk membeli/menjual dapat menghubungi partisipan yang akan menjual/membeli untuk negosiasi lebih lanjut. Jadi dengan mekanisme tersebut, investor tetap memanfaatkan bursa untuk menentukan harga dari obligasi, meski kemudian transaksi dilakukan antara dua pihak, penjual dan pembeli dan dilakukan di luar bursa. Meski transaksi kemudian dilakukan di luar bursa, namun pelaporan dari transaksi itu tetap dilakukan oleh pelaku kepada bursa. Jadi pelaku pasar obligasi lainnya dapat mengetahui adanya transaksi itu.

Kalau begitu faktor apa saja yang perlu diketahui investor sebelum melakukan transaksi atau investasi pada instrumen saham dan obligasi ini? Banyak faktor, misalnya faktor pasar, ekonomi, politik serta faktor fundamental dari perusahaan yang sahamnya akan dibeli. Faktor pasar biasanya terkait dengan ekonomi, politik, serta kondisi fundamental perusahaan. Kadangkala faktor pasar ini, sama sekali tidak bisa dijelaskan secara ekonomi. Misalnya ketika pertumbuhan ekonomi bagus, fundamental perusahaan juga bagus, tapi pasar tidak bagus alias bearish. Penyebabnya bisa karena faktor eksternal di luar bursa, misalnya kondisi pasar bursa di belahan negara lain, atau yang biasa juga disebut dengan faktor regional dan global. Sentimen negatif di bursa negara lain bisa berakibat buruk pada bursa lokal. Jadi faktor pasar ini perlu dipahami dan diwaspadai. Untungnya faktor ini tidak berlangsung lama, hanya sesaat saja. Begitu sentimen negatif hilang, maka pasar akan kembali naik.

Dalam berinvestasi di pasar Modal banyak sekali tips berinvestasi yang dapat kita peroleh dari analis. Namun dari sejumlah saran yang ada tampaknya tidak akan berbeda jauh dengan yang ada di bawah ini:

a. Jangan membeli saham atau obligasi hanya berdasarkan rayuan lewat telepon, mintalah informasi lebih lanjut secara tertulis sebelum memutuskan untuk membeli pelajari dulu prospektus. Kalau tidak sempat juga lihat harga tertinggi dan terendahnya.

b. Jangan membeli efek berdasarkan berita-berita yang tidak jelas kebenarannya. Akan lebih aman jika memeriksa kebenaran suatu berita. Selain itu perlu diingat bahwa jika membeli atau menjual efek berdasarkan informasi orang dalam (insider information), tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai tindakan ilegal.

c. Carilah nasihat dari pihak yang berkompeten, jika tidak mengerti informasi di dalam prospektus atau informasi lainnya.

d. Jangan percaya pada pihak yang menjamin dengan pasti akan adanya keuntungan.

e. Periksalah referensi dan latar belakang pihak-pihak yang menawarkan efek.

f. Ingatlah bahwa kinerja yang bagus di masa lalu tidak menjamin kinerja yang sama di masa depan.

g. Hati-hatilah dengan instrumen investasi yang kurang likuid. Sebab jika berinvestasi di instrumen demikian, seringkali akan susah untuk menjual kembali karena tidak adanya permintaan.

h. Dan Jangan berspekulasi sebab investasi di pasar modal adalah investasi jangka panjang dan khusus untuk saham investasinya tidak mengenal waktu. (tim bei) (//mbs)

sumber www.okezone.com

Analisa Tentang Harga Saham


investasi di pasar modal
Analisa Tentang Harga Saham

Dalam investasi saham, investor sering dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang terkait dengan harga saham, misalnya faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham? Lalu harga yang wajar bagi sebuah saham?

Menjawab ini tentunya tidak mudah, sebab banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, yakni seluruh yang terkait dengan pasar dan bisa berpengaruh pada harga. Karena banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi harga saham, dengan sendirinya kapan saham naik dan kapan saham turun tak bisa ditentukan tepat. Paling tidak investor hanya bisa memprediksi harga saham. Prediksipun berdasarkan kecenderungan (trend), yang bekalnya adalah kinerja historical dari pergerakan harga saham. Dan lagi-lagi faktor belum pasti benar.

Lantaran sulitnya memprediksi harga saham, investor diharapkan dapat melakukan analis tentang saham. Analisa saham ini diperlukan karena dalam investasi saham investor selalu berhadapan dengan pasar. Akibatnya mau tidak mau investor harus memahami risiko yang "dibawa" pasar terlebih lagi sering terjadi kondisi pasar tidak bisa dijelaskan secara ekonomi.

Dalam kontek perdagangan saham, ketika ekspektasi saham secara jangka panjang naik, maka boleh jadi ekspektasi pasar atas saham justru turun. Karenanya bagi investor saham yang perlu dipahami bahwa investasi saham adalah investasi jangka panjang, sedangkan penciptaan harga saham yang dibuat pasar adalah harga yang terjadi pada saat selama pasar berlangsung. Karena rumitnya memprediksi pasar itu, mau tidak mau agar berinvestasi investor lebih percaya diri. Investor perlu memahami analisa tentang saham.

Sesuai namanya analisa dimaksudkan adalah untuk melihat trend perkembangan harga saham yang paling mendekati, kemungkinannya. Untuk itu dalam menganalisa saham ini investor terlebih dulu mengetahui aspek fundamental saham tersebut. Aspek fundamental saham itu di antaranya terkait dengan kinerja financial, industri perusahaan, termasuk di dalamnya struktur pendapatan dan penjualan perusahaan. Di samping melakukan pendekatan secara fundamental, investor juga bisa melakukan pendekatan dalam menganalisa saham melalui pendekatan teknikal. Menganalisa harga saham berdasarkan pendekatan fundamental dan teknikal ini merupakan modal analisa yang banyak dilakukan investor dalam memprediksi harga saham di Bursa Efek Indonesia.

Analisa fundamental

Analisa fundamental merupakan sebuah analisis berdasarkan indikator keuangan di tubuh perusahaan serta menganalisa faktor ekonomi secara umum. Untuk informasi financial perusahaan khususnya yang berkaitan dengan penampilan perusahaan, seperti volume penjualan, kekayaan, keuntungan, dan sebagainya. Sedangkan yang terkait dengan ekonomi secara umum adalah mencakup pertumbuhan ekonomi, data inflasi dan sebagainya.

Beberapa formula yang popular dalam analisa fundamental antara lain: Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (P/BV), serta Ratio Arus Kas Perusahaan (cash flow per share). Tidak ada standar yang pasti untuk mengetahui berapa PER, P/BV, dan Rasio Arus Kas suatu perusahaan yang layak. Namun kalangan analis selama ini melihat sebuah PER saham perusahaan dikatakan murah berkisar antara 10 s/d 15 kali, tentunya apabila ada di bawah itu PER-nya bisa dikatakan lebih murah lagi. Tapi ada kalanya pula ketika PER perusahaan rata-rata industri ada pada kisaran 40 kali dan PER sebuah perusahaan yang akan go public pada kisaran 20 kali dengan sendirinya yang 20 kali itu dikatakan murah. Jadi mahal dan murah menjadi sangat relatif, tergantung pada kondisi pasar. Kalau pasar bearish mungkin saja PER yang 15 kali diangggap mahal, tapi kalau pasar bullish PER 20 mungkin dikatakan murah. Sedangkan dari sisi P/BV, saham perusahaan dikatakan murah yaitu berkisar pada angka maksimum 2 s/d 4 kali, sedang dari sisi Rasio Arus Kas perusahaan harga saham dikatakan cukup wajar jika berkisar antara 3 sampai 6 kali.

Analisa fundamental bertujuan menjawab pertanyaan apakah harga suatu saham murah atau mahal. Sehingga kalau harga saham sangat murah maka pemodal dapat mengambil keputusan untuk membeli saham tersebut, menyimpannya dan menunggu harga naik.

Sementara itu untuk analisa teknikal, harga saham sebagai cerminan perilaku seluruh investor. Bisa saja secara fundamental saham tersebut harusnya naik, tapi lantaran seluruh investor melakukan jual dengan sendirinya harga pun akan terkoreksi. Secara lebih kongkrit bahwa analisa ini beranggapan bahwa harga saham sangat dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran, sehingga harga saham dapat bergerak naik-turun. Dalam analis teknikal ini investor terkadang dibantu oleh grafik, serta data-data yang dikelurakan oleh Bursa Efek Indonesia. Dari data dan bagan grafik itu, investor dapat memahami "trend" harga saham. Metode ini berpandangan bahwa harga saham dipengaruhi oleh suatu siklus trend atau mode tertentu. Misalnya, pada saat akhir tahun harga saham cenderung turun, karena banyak investor yang menjual sahamnya untuk lebaran atau perayaan natal.

Analisa tehnikal ini sangat berguna untuk mengetahui kapan (timing) saatnya membeli dan menjual saham. Untuk itu terkait dengan timing, investor memiliki banyak pilihan strategi yang bisa diterapkan, misalnya dapat melakukan pembelian ketika harga turun, dan menjual ketika harga mulai naik. Lagi-lagi kapan waktu yang tepat dalam menerapkan itu juga tidak mudah, karenanya ada investor yang menerapkan strategi menjual saham ketika harga saham tersebut menuju harga tertingginya. Misalnya begini, ketika harga tertinggi pada harga Rp10.000 dalam sebulan terakhir, lalu saham itu turun ke posisi terendah di level Rp9.750 (dibeli investor) maka begitu saham sudah mendekati level tertinggi (misalnya ada pada kisaran Rp 9.900-9.950) maka investor sudah mulai menjual saham tersebut. Langkah menjual sebelum saham mencapai harga tertingginya itu karena umumnya saham akan kembali stagnan begitu menuju level tertingginya.

Stagnasi harga itu terjadi karena sudah menjadi kebiasaan ketika harga saham mencapai level tertinggi, maka akan terjadi apa yang dinamakan level resistence, yakni sebuh keadaan dimana minat jual lebih tinggi ketimbang minat beli sehingga berakibat harga akan kembali turun. Kebalikan dari level resistance ini adalah level support yakni sebuah keadaan dimana minat beli akan lebih besar ketimbang minat jual begitu harga mendekati level terendah. (tim bei) (//mbs) sumber www.okezone.com

investasi di pasar modal Delapan Strategi Investasi Bagi Investor di Pasar Modal


investasi di pasar modal
Delapan Strategi Investasi Bagi Investor di Pasar Modal

Investor punya banyak cara dalam mengembangkan modalnya pada industri pasar modal. Artinya dalam investasi di pasar saham, investor tidak mesti harus terpaku pada satu strategi saja. Ada kalanya, strategi yang satu dikombinasikan dengan strategi lain yang lebih menguntungkan. Perubahan strategi investasi ini juga terkadang tanpa rencana, sebab perubahan strategi itu sangat tergantung pada kondisi pasar, dan tujuan investasi seorang investor.

Dengan strategi investasi yang sangat fleksibel dan sangat moderat, karena tergantung pada situsasi dan kondisi. "Maka jadilah investasi di pasar modal menjadi sangat menarik, mobile, dan menggairahkan," begitu kata banyak pelaku pasar modal yang sudah menjadikan industri pasar modal sebagai ajang memburu pendapatannya. Investasi di pasar modal dikatakan mobile (selalu bergerak), dan tidak bersandar hanya pada satu strategi menyebabkan investasi di pasar modal ini perlu pengamatan yang serius dan terus menerus.

Pengamatan yang serius lantaran potensi pendapatan yang bisa dibukukan dalam investasi bursa saham adalah selain dividen juga capital gain. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, sedangkan capital gain merupakan selisih harga jual dan harga beli yang positif dengan kata lain "Menjual pada saat harga lebih tinggi dan membeli pada saat harga lebih rendah", merupakan tujuan investor saham di pasar modal.

Pengamatan atau monitoring tidak hanya atas saham yang menjadi sasaran investasi, tapi juga terhadap saham-saham lain, bahkan kondisi pasar serta informasi yang terkait dengan investasi itu. Monitoring yang cukup serius dan terus-menerus itu perlu dilakukan agar investor selalu mendapat kesempatan pertama dalam menerima informasi. Kecepatan menerima informasi ini, merupakan peluang memperoleh pendapatan dan keuntungan di pasar modal. Sehingga dalam investasi di pasar modal sedikitnya terdapat 8 (delapan) strategi yang paling sederhana, dan hampir seluruh investor menerapkannya.

Ke delapan strategi yang biasa dilakukan investor itu antara lain:

1. Beli di Pasar Perdana, Jual Begitu Masuk di Pasar Sekunder
Strategi ini digunakan karena adanya keyakinan investor bahwa harga akan naik begitu suatu saham dicatatkan di bursa efek. Hal ini dilandasi dengan asumsi bahwa underwriter tidak akan membiarkan harga jatuh pada minggu pertama di pasar sekunder. Dalam strategi membeli di pasar perdana dan menjual di pasar sekunder ini banyak sudah contoh yang bisa diambil. Kendati anggapan bahwa underwriter tidak membiarkan harga akan jatuh pada hari-hari pertama di pasar sekunder, ada benarnya juga tapi dalam menerapkan strategi ini investor juga tetap berpedoman pada harga saham yang akan dilepas dengan harga saham sejenis yang sudah tercatat. Perbandingan harga ini perlu menjadi perhatian, karena bisa saja harga saham IPO lebih rendah ketimbang saham yang sudah tercatat atau sebaliknya. Untuk itu, investor perlu membandingkan harga dengan pendapatan kedua saham tersebut yang akan dilepas dengan saham yang sudah tercatat.
Kendati tidak selamanya benar, tapi banyak pelaku pasar yang beranggapan bahwa strategi membeli di perdana dan jual di sekunder ini cocok bila diterapkan pada waktu pasar sedang bullish (harga-harga saham di pasar sekunder sedang naik).

2. Strategi Beli dan Simpan (Buy and Hold)

Strategi ini digunakan oleh investor karena berkeyakinan bahwa suatu perusahaan akan berkembang selama jangka panjang, misalnya perusahaan yang produknya sangat strategis. Umumnya strategi ini juga cocok digunakan pada saat harga mencapai titik terendah atau umumnya pasar sedang bearish (harga-harga saham sangat rendah).

3. Strategi Berpindah
Strategi ini digunakan oleh investor yang aktif mengikuti perkembangan pasar. Tujuannya adalah memanfaatkan peluang kemungkinan naiknya harga saham lain dengan harapan pemodal tersebut memperoleh capital gain dalam waktu singkat. Dalam jangka panjang, strategi ini bertujuan mengubah jenis saham yang dimiliki, dengan harapan saham lain lebih prospektif. Strategi ini cocok digunakan pada saham-saham yang aktif diperdagangkan di bursa efek (likuid).

4. Strategi Mengurangi Kerugian (Cut Loss)
Strategi ini digunakan untuk mengurangi kerugian atas pembelian saham yaitu dengan cara menjual saham yang sebelumnya dimiliki dan mengganti dengan saham lain (berpindah), cara lainnya yaitu dengan membeli saham sejenis seperti yang dipegang sebelumnya pada waktu harganya rendah dan melepaskannya kembali pada waktu harganya naik. Sehingga kerugian pada saat membeli diwaktu harga tinggi dapat dikurangi (cut loss).

5. Membeli Saham-saham Tidur
Strategi membeli saham-saham tidur maksudnya membeli saham-saham yang tidak aktif, karena biasanya saham-saham yang tidak aktif sering luput dari perhatian orang banyak, sehingga cenderung harganya murah. Tipe pemodal yang sabar cocok membeli saham-saham yang tidak aktif tersebut, sebab pada umumnya potensi keuntungan pada saham yang demikian ini akan nampak dalam jangka waku yang lama.

6. Strategi Konsentrasi pada Industri
Investor yang memusatkan perhatiannya pada perkembangan industri tertentu, karena lebih mengetahui kondisi, mekanisme kerja dari perusahaan yang berada pada industri tersebut, tren industri dan sebagainya. Strategi investasi dengan cara ini adalah memilih saham-saham yang terbaik pada industri tersebut.

7. Strategi Membeli Pasar
Seorang pemodal dikatakan melakukan strategi membeli pasar, apabila investor secara relatif proporsional ke dalam saham-saham yang ada di bursa efek, misalnya 50 persen jenis saham yang tecatat di bursa efek. Strategi ini mungkin kurang tepat bagi investor kecil, karena untuk melaksanakan strategi ini tentunya membutuhkan dana yang besar.

8. Strategi Membeli Melalui Reksa dana
Strategi ini dilakukan dengan mempercayakan pengelolaan dana yang dimiliki oleh investor kepada suatu lembaga yang disebut reksa dana. Reksa dana akan melakukan penyebaran investasi untuk mencapai tingkat keuntungan tertentu dan meminimumkan risiko.

Namun semua itu bukan menjadi satu patokan atau keharusan strategi yang dilakukan oleh investor, karena semua kembali kepada karakter tingkat risiko yang dimiliki oleh para investor. (tim bei) (//mbs) sumber :www.okezone.com

Jumat, 08 Agustus 2008

Ada ada saja



Mister 888



Jumat, 08/08/2008 11:00 WIB

Misteri Tanggal 8/8/08

Fransisco - Selain kelihatan sebagai rangkaian angka cantik, tanggal 8/8/08 juga dipandang mujur hingga banyak yang mengincar untuk menjadikannya hari istimewa. Kenapa angka ini menjadi angka yang demikian spesial?

Negeri China punya alasan khusus untuk angka ini. Angka 8 diyakini membawa keberuntungan karena dekat dengan kata-kata bermakna baik.

Di China, suatu tanggal diyakini membawa kemujuran jika memuat angka yang bunyinya mirip dengan kata yang bagus artinya. Angka 8 ini salah satunya. Itu juga yang membuat Olimpiade Beijing dimulai pada pukul 8:08:08 malam pada tanggal 8/8/08 ini.

'8' Dalam bahasa Mandarin adalah 'ba' dan orang Kanton mengucapkan '8' dengan 'paat'. Kata 'ba' terdengar mirip dengan kata 'fa' dari bahasa Mandarin dan 'faat' dari bahasa Kanton. 'Fa' dan 'faat' mempunyai arti kemakmuran.

Bisa dipastikan, pada 9 September 2009 mendatang atau tanggal 9/9/09, warga China akan kembali membuat heboh. Karena, kata '9' dalam Mandarin terdengar seperti kata 'panjang umur'.

Sally Faubion, seorang numerolog profesional di San Fransisco, AS, memiliki pandangan berbeda. Dia memang meyakini angka 8 berarti uang, kekuatan, dan kemasyhuran.

Namun dia berpendapat hari ini bukanlah hari baik untuk menikah. Alasannya, 8 ditambah 8 adalah 16.

"Dan 16 adalah angka yang membawa kehilangan, kesedihan, dan kurang komunikasi," kata Faubion seperti diberitakan SFgate.com, Jumat (8/8/2008).

Anda percaya?

Selasa, 05 Agustus 2008

pembukaan kembali perdagangan BEI

PENGUMUMAN
No. Peng-0379/BEI.SPH/U/08-2008


Menunjuk pengumuman PT Bursa Efek Indonesia No. Peng-0378/BEI.PSH/U/08-2008 tanggal 5 Agustus 2008, dengan ini diumumkan bahwa perdagangan efek di Bursa Efek Indonesia, hari Selasa tanggal 5 Agustus 2008 akan dimulai dengan jam perdagangan sebagai berikut:

Jam 10.45 – 12.00: Perdagangan Sesi 1
Jam 13.30 – 16.00: Perdagangan Sesi 2

Temporary Trading Delay for Session 1

Temporary Trading Delay for Session 1
Tuesday, August 05, 2008, 9:40 AM WIB

PRESS RELEASE
PR No: 013/BEI.SPR/08-2008


Jakarta, Agustus 5, 2008


Temporary Trading Delay for Session 1


Jakarta – Herewith we announce that due to a trouble in the IDX internal trading system, the stock trading for session 1, Tuesday, August 5, 2008, is being delayed for further announcement.

The above has herewith been brought to public attention.


CORPORATE SECRETARY DIVISION
INDONESIA STOCK EXCHANGE
MEDIA CONTACT : FRIDERICA WIDYASARI DEWI
PHONE NO:021. 5150515 Ext. 4300 FAX. 5150330
EMAIL: webmaster@idx.co.id