Selasa, 19 Agustus 2008

Analisa Tentang Harga Saham


investasi di pasar modal
Analisa Tentang Harga Saham

Dalam investasi saham, investor sering dihadapkan pada beberapa pertanyaan yang terkait dengan harga saham, misalnya faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham? Lalu harga yang wajar bagi sebuah saham?

Menjawab ini tentunya tidak mudah, sebab banyak faktor yang mempengaruhi harga saham, yakni seluruh yang terkait dengan pasar dan bisa berpengaruh pada harga. Karena banyaknya faktor yang bisa mempengaruhi harga saham, dengan sendirinya kapan saham naik dan kapan saham turun tak bisa ditentukan tepat. Paling tidak investor hanya bisa memprediksi harga saham. Prediksipun berdasarkan kecenderungan (trend), yang bekalnya adalah kinerja historical dari pergerakan harga saham. Dan lagi-lagi faktor belum pasti benar.

Lantaran sulitnya memprediksi harga saham, investor diharapkan dapat melakukan analis tentang saham. Analisa saham ini diperlukan karena dalam investasi saham investor selalu berhadapan dengan pasar. Akibatnya mau tidak mau investor harus memahami risiko yang "dibawa" pasar terlebih lagi sering terjadi kondisi pasar tidak bisa dijelaskan secara ekonomi.

Dalam kontek perdagangan saham, ketika ekspektasi saham secara jangka panjang naik, maka boleh jadi ekspektasi pasar atas saham justru turun. Karenanya bagi investor saham yang perlu dipahami bahwa investasi saham adalah investasi jangka panjang, sedangkan penciptaan harga saham yang dibuat pasar adalah harga yang terjadi pada saat selama pasar berlangsung. Karena rumitnya memprediksi pasar itu, mau tidak mau agar berinvestasi investor lebih percaya diri. Investor perlu memahami analisa tentang saham.

Sesuai namanya analisa dimaksudkan adalah untuk melihat trend perkembangan harga saham yang paling mendekati, kemungkinannya. Untuk itu dalam menganalisa saham ini investor terlebih dulu mengetahui aspek fundamental saham tersebut. Aspek fundamental saham itu di antaranya terkait dengan kinerja financial, industri perusahaan, termasuk di dalamnya struktur pendapatan dan penjualan perusahaan. Di samping melakukan pendekatan secara fundamental, investor juga bisa melakukan pendekatan dalam menganalisa saham melalui pendekatan teknikal. Menganalisa harga saham berdasarkan pendekatan fundamental dan teknikal ini merupakan modal analisa yang banyak dilakukan investor dalam memprediksi harga saham di Bursa Efek Indonesia.

Analisa fundamental

Analisa fundamental merupakan sebuah analisis berdasarkan indikator keuangan di tubuh perusahaan serta menganalisa faktor ekonomi secara umum. Untuk informasi financial perusahaan khususnya yang berkaitan dengan penampilan perusahaan, seperti volume penjualan, kekayaan, keuntungan, dan sebagainya. Sedangkan yang terkait dengan ekonomi secara umum adalah mencakup pertumbuhan ekonomi, data inflasi dan sebagainya.

Beberapa formula yang popular dalam analisa fundamental antara lain: Price Earning Ratio (PER), dan Price Book Value (P/BV), serta Ratio Arus Kas Perusahaan (cash flow per share). Tidak ada standar yang pasti untuk mengetahui berapa PER, P/BV, dan Rasio Arus Kas suatu perusahaan yang layak. Namun kalangan analis selama ini melihat sebuah PER saham perusahaan dikatakan murah berkisar antara 10 s/d 15 kali, tentunya apabila ada di bawah itu PER-nya bisa dikatakan lebih murah lagi. Tapi ada kalanya pula ketika PER perusahaan rata-rata industri ada pada kisaran 40 kali dan PER sebuah perusahaan yang akan go public pada kisaran 20 kali dengan sendirinya yang 20 kali itu dikatakan murah. Jadi mahal dan murah menjadi sangat relatif, tergantung pada kondisi pasar. Kalau pasar bearish mungkin saja PER yang 15 kali diangggap mahal, tapi kalau pasar bullish PER 20 mungkin dikatakan murah. Sedangkan dari sisi P/BV, saham perusahaan dikatakan murah yaitu berkisar pada angka maksimum 2 s/d 4 kali, sedang dari sisi Rasio Arus Kas perusahaan harga saham dikatakan cukup wajar jika berkisar antara 3 sampai 6 kali.

Analisa fundamental bertujuan menjawab pertanyaan apakah harga suatu saham murah atau mahal. Sehingga kalau harga saham sangat murah maka pemodal dapat mengambil keputusan untuk membeli saham tersebut, menyimpannya dan menunggu harga naik.

Sementara itu untuk analisa teknikal, harga saham sebagai cerminan perilaku seluruh investor. Bisa saja secara fundamental saham tersebut harusnya naik, tapi lantaran seluruh investor melakukan jual dengan sendirinya harga pun akan terkoreksi. Secara lebih kongkrit bahwa analisa ini beranggapan bahwa harga saham sangat dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran, sehingga harga saham dapat bergerak naik-turun. Dalam analis teknikal ini investor terkadang dibantu oleh grafik, serta data-data yang dikelurakan oleh Bursa Efek Indonesia. Dari data dan bagan grafik itu, investor dapat memahami "trend" harga saham. Metode ini berpandangan bahwa harga saham dipengaruhi oleh suatu siklus trend atau mode tertentu. Misalnya, pada saat akhir tahun harga saham cenderung turun, karena banyak investor yang menjual sahamnya untuk lebaran atau perayaan natal.

Analisa tehnikal ini sangat berguna untuk mengetahui kapan (timing) saatnya membeli dan menjual saham. Untuk itu terkait dengan timing, investor memiliki banyak pilihan strategi yang bisa diterapkan, misalnya dapat melakukan pembelian ketika harga turun, dan menjual ketika harga mulai naik. Lagi-lagi kapan waktu yang tepat dalam menerapkan itu juga tidak mudah, karenanya ada investor yang menerapkan strategi menjual saham ketika harga saham tersebut menuju harga tertingginya. Misalnya begini, ketika harga tertinggi pada harga Rp10.000 dalam sebulan terakhir, lalu saham itu turun ke posisi terendah di level Rp9.750 (dibeli investor) maka begitu saham sudah mendekati level tertinggi (misalnya ada pada kisaran Rp 9.900-9.950) maka investor sudah mulai menjual saham tersebut. Langkah menjual sebelum saham mencapai harga tertingginya itu karena umumnya saham akan kembali stagnan begitu menuju level tertingginya.

Stagnasi harga itu terjadi karena sudah menjadi kebiasaan ketika harga saham mencapai level tertinggi, maka akan terjadi apa yang dinamakan level resistence, yakni sebuh keadaan dimana minat jual lebih tinggi ketimbang minat beli sehingga berakibat harga akan kembali turun. Kebalikan dari level resistance ini adalah level support yakni sebuah keadaan dimana minat beli akan lebih besar ketimbang minat jual begitu harga mendekati level terendah. (tim bei) (//mbs) sumber www.okezone.com

Tidak ada komentar: