Selasa, 24 Februari 2009

kecerdasan financial


Apakah Kecerdasan
Finansial Bisa Dipelajari ?


MARSUDI KANG

Apakah kecerdasan finansial lebih menyerupai bakat atau pembawaan sejak lahir ? Kecerdasan finansial bukanlah bakat. kecerdasan finansial bisa dipelajari, bisa diasah, disempurnakan, dipertajam terus-menerus. Jika tidak diasah terus, ia akan cepat usang.
Apakah kecerdasan finansial semata-mata hanya berfokus pada uang ? Tidak. Kecerdasan financial sesungguhnya berfokus pada manusia. It’s not about money, it’s about people.

Sebelum menempa diri menjadi cerdas secara finansial, Anda harus memiliki tujuan yang jelas. Berikut ini daftar tujuan wajar yang bisa Anda gunakan :

-Ingin  menikmati masa tua yang mudah, dan tidak membebani anak-cucu. (Cita-cita yang sangat wajar dan manusiawi).
-Ingin bebas secara finansial. (Dalam arti : bisa memenuhi kebutuhan hidup normal tanpa harus bekerja secara fisik).
-Ingin  Menjadi kaya. (Memiliki banyak aset yang produktif).
-Ingin Bisa menolong orang lain. (Percuma menjadi kaya tetapi tidak bermanfaat bagi orang lain).
-Ingin membahagiakan keluarga. (Tujuan yang mulia dan sangat wajar).

Semua itu adalah contoh tujuan-tujuan yang jelas dan cukup spesifik. Yang perlu dicatat, kecerdasan finansial adalah senjata yang akan merusak jika berada di tangan orang yang salah. Jadi Anda tidak boleh memiliki tujuan yang buruk. Tema finansial bukan semata-mata dunia rasional, melainkan normatif. Kekayaan yang akan menjadi mulia kalau ditujukan untuk sesuatu yang positif bagi umat manusia.

Persepsi Mengenai Uang

Perbaharuilah persepsi mengenai uang. Uang bukan segalanya. Kita bekerja bukan semata-mata demi mendapatkan uang. Kita bekerja untuk melayani sesama. Kita bekerja, berpikir, bertindak, untuk kebaikan bersama. Uang adalah konsekuensi. Kalau kita bekerja dengan baik, berdasarkan tujuan yang baik, maka hasilnya akan baik pula.
Uang bukan tujuan. Uang adalah sarana mencapai tujuan. Yang terpenting adalah apakah Anda memiliki Rp 1 miliar saat ini, melainkan apa yang Anda akan lakukan dengan uang Rp 1 miliar (kalau uang itu sudah benar-benar di tangan Anda). 90% orang merencanakan hal-hal konsumtif begitu mendapatkan Rp 1 miliar tunai. Mereka berpikir tentang liburan mewah di eropa, naik kapal pesiar, mobil mewah, busana rancangan desainer, pesta, dll. Jarang yang punya rencana untuk membagi dua uang tersebut: separuh untuk beramal, dan sisanya sebagai modal kerja.

Persepsi Mengenai Bekerja

Anda juga harus mengubah persepsi mengenai bekerja. Sekali lagi, bekerja jangan untuk cari uang. Uang adalah konsekuensi. Bekerja adalah menciptakan nilai tambah yang bermanfaat bagi semua pihak. Bagi diri Anda sendiri, bekerja adalah belajar. Di mana pun Anda bekerja, pasti ada sistem di mana uang diciptakan. Nah, pelajarilah sistem itu. Jadi, kelak Anda bekerja tidak untuk mencari uang, tetapi menciptakan uang.

Antusiasme

Menjadi kaya dan bebas secara finansial merupakan perjalanan panjang tak kenal henti. Ibarat seorang pelari marathon, Anda memerlukan langkah-langkah konsisten dalam jangka panjang. Tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya. Disinilah antusiasme berperan penting. Anda harus memelihara antusiasme tersebut dalam jangka panjang. Jangan pernah kehilangan gairah. Hanya dengan rasa ketertarikan yang tinggi, rasa ingin tahu yang begitu besar, Anda bisa menemukan suatu cara mengakumulasikan aset yang efektif.

Kesenangan Belajar

Mengasah kecerdasan finansial membutuhkan kesenangan belajar terus-menerus. Jagalah agar kesenangan itu tidak menguap. Selalu menggali hal-hal baru, cara baru, mencari tahu tentang fenomena baru, adalah hal-hal yang bisa mengasah terus kecerdasan Anda. Teruslah berpikir mengenai cara Anda berpikir. Dunia berubah, perilaku manusia juga terus berubah. Kalau kita percaya bahwa kecerdasan financial adalah sesuatu yang menyangkut perilaku manusia, maka tidak ada ruang sedikit pun untuk mengistirahatkan otak. Kecerdasan finansial bukanlah berapa aset yang telah Anda akumulasi. melainkan seberapa canggih cara yang Anda temukan, sistem yang Anda bangun, dan pola berpikir yang Anda terapkan.

Minggu, 22 Februari 2009

jika anda mau investasi


menurut saya jika kita mau investasi dimana saja ,baik saham ,property ,gold ,forex ,options,komoditi,index dll
1. kita musti belajar dulu supaya kita tahu resiko dan keuntungannya dan bagaimana tindakan kita jika investasi kita salah posisi ,kapan masuk kapan keluar ,tahu mengapa kita invest di A atau di B .
2. musti belajar menganalisa baik secara fundamental atu secara technical analysis
3.musti belajar money managemen
4.musti belajar psikologi nya baik sebagai investor atau sebagai trader
5. musti baca buku ttg investasi yang kita inginkan minimal 5 buku
6.rajin ikut forum yang sesuai
7.dan harus belajar dari yang terbaik
8. kita musti punya prinsip jika kalah kalah sedikit jika menang menang banyak
9.sadar bahwa suatu investasi akan untung disatu masa dan bisa rugi dimasa lain ,artinya tiap investasi ada musimnya
10.selalu gunakan uang ngangur / jika rugi ga bikin miskin atau diputus pacar ha ha (ini soal managemen uang buat trading)

kalau minat main saham
ada berapa buku yang bagus
1.Jurus Cuan Investasi Saham tulisan desmond wira
2.Berinvestasi di Bursa Saham oleh: T. Dominic H.
3.Kaya dan Pinter Jadi Trader & Investor Saham oleh: Ir. Gregorius Sihombing, MM
4.Kiat Bermain Saham oleh Surono Subekti
5.Kiat Jitu Peramalan Saham: Panduan menganalisis harga saham untuk memperoleh keuntungan maksimal
oleh: Arief Habib
6.Membaca Saham-Panduan Dasar Seni Berinfestasi+Teori Permainan Saham oleh: Ali Arifin
7.Menilai Harga Wajar Saham oleh: Andy Porman Tambunan
8.CARA BENAR MENCAPAI PUNCAK KEMAKMURAN FINANSIAL A LA ROBERT T. KIYOSAKI oleh sawiji widoatmojo
9.cara cepat mulai investasi saham oleh sawiji widoatmojo
10technical analysis for mega profit oleh edianto ong
11.how to make money in stocks oleh william J O'neil penerbit andi (bhs indonesia)
12.when to buy and sell oleh santo vibby
13.smart investment oleh lie charlie
14.strategi memenangkan transaksi saham di bursa oleh dr adler hayman manurung CHFC RFC
15.profesional investing oleh sawiji widoatmodjo
16.the master trader adi ardiyan gramedia
17 kiat membangun aset kekayaan sapto rahardjo
18.solusi investasi di bursa saham indonesia oleh hendra syamsir
19.jual saham anda lebih mahal oleh santo vibby
10.tecnical anlysis oleh Gerald Apple
11.BREAKTHROUGHS IN TECHNICAL ANALYSIS oleh david keller
12.yang bahasa ingris come to my trading room dan Trading for a Living: Psychology, Trading Tactics, Money Management oleh alexander elder
13 .dll

Sabtu, 14 Februari 2009

beli rumah dengan uang sedikit bahkan gratis


RAHASIA TELAH DIBUKA
dan anda orang yang beruntung menemukannya


"Belilah properti (rumah, kos, apartemen, ruko, rukan) SEKARANG JUGA, berapa pun uang anda saat ini. Jangan menunda sampai anda punya uang cukup, karena selain kelamaan..... pertumbuhan uang anda tidak akan mengejar kenaikan harga properti yang akan anda beli"
karena itu....
Saya akan mengungkap RAHASIA yang telah mengubah kehidupan banyak orang, karena mendadak jadi milyader dengan membeli properti tanpa modal, bahkan mendapatkan passive income puluhan juta setiap bulan...

mau tahu klik saja
http://tinyurl.com/d97bzz

Senin, 02 Februari 2009

The 20 Golden Rules


The 20 Golden Rules of Investment dengan interpretasinya

Investing your own money is a complicated and potentially dangerous business.
One slip in the tricky world of stocks and shares can prove very costly.
So Times Money offers a guide on how to survive and profit in the investment jungle.

1) Buy low; sell high. (beli harga obral)


2) Don't chase performance. If you like a stock or fund, buy on the dips.
(jangan jadi Oneng yang membeli karena harga lagi rally)


3) Run your winners. In other words let your profts roll up and
don't be in too much of a hurry to kiss goodbye to your best-performing investments.
( jangan sampai terlalu cepat melakukan ciuman perpisahan kepada saham-saham pemenang)


4) Cut your losses before they become excessive.
(meskipun maksudnya berinvestasi, jangan sampai kerugian dibiarkan berlarut-larut.
Adam Khoo investor kondang Singapura membatasinya sampai 20%)


5) Never get too attached to a share or a fund. As the late Sir John Harvey Jones once said:
"You sometimes have to kill your favourite children."
(jangan jatuh cinta kepada sebuah saham. Banyak yang jatuh cinta ke BUMI
sampai mau-maunya sehidup semati degan saham yang bersangkutan
dan akhirnya bengong karena saham ini dan saudara-saudaranya dikeluarkan dari kelompok LQ45)


6) In general, think long-term. As Warren Buffett,
the great US investor once said:
"Never buy a stock unless you would be happy with it if the stock exchange
closed down for the next 10 years."
(WB bilang belilah saham yang kalau sampai Wall Sreet atau BEI tutup,
kita masih merasa bahagia memiliki saham tersebut)


7) But don't let that stop you reviewing your portfolio regularly.
You need to check that your portfolio is properly balanced. (monitor dengan baik)


8) Reinvest your dividends.
The power of compounding your reinvested share or fund dividends
makes a massive difference to your overall return.
(coba hitung jika dividen yang diperoleh diinvestasikan kembali
dengan hitungan bunga berbunga dengan persentase tertentu)



9) Don't put all your eggs in one basket.
If you had had all your money in tech stocks in March 2000
you would probably have had about 90 per cent of the value of your portfolio
wiped out over the next couple of years. (jangan menaruh telur di satu keranjang)



10) Although it makes sense to hold shares for the long term you don't necessarily
want to hold them forever. In the end shares are for buying and selling not for
buying and forgetting about.
(jangan mentang-mentang melakukan investasi lalu nggak pernah menjualnya meskipun harganya turun)


11) To that end make sure you spend as much time thinking about
selling shares as you do about buying them. Most investors neglect this vital discipline.
(jangan lupa memikirkan kapan waktunya menjual.
Hali ini banyak dilupakan. Selalu yang difikir adalah bei, beli dan beli.
Keuntungan akan diperoleh jika kita telah menjualnya)




12) Make sensible use of tax-privileged investment vehicles
such as pensions and Individual Savings Accounts (Isas)
but never let the tax tail wag the investment dog.



13) If you don't understand how a particular investment works it's
probably not a good idea to put money into it.
(jangan berinvestasi jika nggak ngerti ilmunya)


14) Don't be afraid to ask the `what if' question.
In the late 1990s many investors bought supposedly `low risk' savings products
linked to the performance of the stock market. Few asked what would happen if
the stock market fell off a cliff, as it did from 2000 onwards,
slashing the value of the so-called `precipice bonds'.
(malu bertanya sesat dijalan)



15) Be flexible and don't back yourself into a corner.
If you bought a stock for 500p and it's now languising at 50p,
don't stubbornly hold on to it indefinitely in the misguided belief that
it's bound to recover to 500p - it may never do so.
(kalau kita beli diharga 500 dan sampai saat ini kita mash memegangnya
meskipun harganya telah menjadi 50 dengan harapan harga kembali, mungkinkah itu?)


16) Don't be afraid to go against the crowd -
some of the most successful investors have been contrarian investors.
(Jangan takut untuk bertindak bertentangan dengan kebanyakan orang))


17) Never be influenced by `special offers' such as the discounts
sometimes advertised by fund groups for purchasing funds within a specific time.
It's much better to buy the right fund than to get a few pounds
knocked off the purchase price of the wrong fund. ( jangan jadi korba iklan)


18) Ignore all stock market `tips',
whether offered in the workplace or at the nineteenth hole
of the local golf course. Remember the old stock market
adage that "where there's a tip there's a tap".
(Percaya kepada diri sendiri – termasuk jangan percaya kepada tips nya ER)


19) Never get too carried away by investment euphoria,
whether for stocks and shares or bricks and mortar - nothing goes up for ever.
(merurut saya kalimat ini berbicara tentang siklus)

20) Remember that if something looks too good to be true - it probably is.
(memang demikian lah adanya. Yang bagus itu mesti selalu dibilang bagus)

Soeratman Doerachman

ER
http://www.j-club.biz/v8/