Enam Tindakan Pemerintah Dukung Pembukaan Bursa Efek
Kamis, 9 Oktober 2008 | 19:04 WIB
JAKARTA, KAMIS - Terkait keputusan pemerintah untuk membuka bursa saham besok pagi, pemerintah juga akhirnya menetapkan enam langkah untuk mendukung stabilnya pasar modal dan keuangan di Indonesia.
Enam tindakan yang terdiri dari lima langkah dan satu kebijakan Bank Indonesia (BI) ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Kamis (9/10). Dalam keterangan pers, Sri Mulyani yang didampingi oleh Menneg BUMN Sofyan Djalil, Deputi Gubernur Senior BI Miranda S Goeltom, Kepala Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam) Fuad Rahmani dan Dirut Bursa Efek Indonesia (BEI) Erry Firmansyah, mengatakan, langkah-langkah dan kebijakan ini diharapkan dapat memberi sumbangan baik terhadap suasana bursa maupun kondisi perbankan dan pasar uang di seluruh Indonesia.
"Ini mulai berlaku sore ini atau besok pagi," ujar Sri Mulyani.
Ada pun enam langkah itu adalah:
1. Pemerintah akan melakukan tindakan menyangkut masalah mark to market. Langkah ini berkaitan dengan kebijakan yang dikeluarkan BI.
2. Berkaitan dengan aturan pembelian kembali saham oleh emiten perusahaan publik yang berhubungan dengan Bapepam.
3. Menyangkut penambahan likuiditas di APBN melalui pencairan belanja kementerian/lembaga sehingga pengetatan likuiditas tidak menimbulkan beban.
4. Pemerintah akan membantu perusahaan-perusahaan yang dinilai baik dari sisi fundamental, karena telah go public dan memiliki nilai strategis yang tinggi bagi pemerintah untuk melakukan buyback. Bantuan ini akan dikeluarkan melalui Pusat Investasi Pemerintah.
5. Pemerintah mengupayakan penegakan hukum berdasarkan pemerikasaan terhadap transaksi saham yang terindikasi melanggar ketentuan peraturan perundangan oleh Bapepam-LK dan Self Regulatory Orgaozation (SRO)
"Yang kita observasi tidak hanya hari Rabu kemarin tapi di tiga bulan terakhir ini. Kita mendeteksi siapa saja yang melakukan tindakan-tindakan yang dikategorikan pelanggaran," tandas Menkeu.
6. Presiden SBY juga disebutkan mendukung penegakan hukum jika tindakan dari pihak-pihak yang dinilai menyebarkan rumor terhadap sejumlah emiten ternyata sudah tergolong sebagai tindakan kriminal, karena ingin menguntungkan diri sendiri atau bahkan sengaja ingin mengacaukan perekonomian Indonesia.
Besok Pagi, Bursa Saham Dibuka
Kamis, 9 Oktober 2008 | 17:40 WIB
JAKARTA, KAMIS - Bursa saham yang sempat ditutup kemarin diputuskan akan dibuka besok pagi (Jumat, 10/10). Keputusan ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis (9/10). "Kami telah melakukan tindakan sehubungan dengan pembukaan bursa saham kita besok pagi," ujar Sri Mulyani.
Sri Mulyani mengatakan rapat koordinasi yang diselenggarakan sejak pagi tadi di Depkeu dan dilanjutkan di Istana Negara telah menghimpun fakta mengenai faktor pendorong serta akar masalah dari anjloknya nilai ISHG sebesar 10.38 persen pada hari Rabu kemarin. Suspensi memang dilanjutkan pada hari ini untuk memberikan waktu yang cukup bagi pelaku kembali pd suasana yang wajar sehingga dapat menimbulkan harga yang wajar.
Namun, berdasarkan hasil evaluasi dan konsultasi bersama Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam), telah ditengarai beberapa faktor pendorong kepanikan seperti faktor perkonomian global dan regional yang juga mengalami kepanikan. "Di Asia saja rata-rata (setiap negara) di atas 5 persen," tandas Sri Mulyani.
LIN
BEI Dibuka, Banyak Saham Menarik?
Kamis, 9 Oktober 2008 | 14:59 WIB
JAKARTA, KAMIS- Pengamat pasar modal Agus Gunawan memperkirakan, bisa terjadi penjualan saham besar-besaran oleh investor, bila bila perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) jadi dibuka kembali besok Jumat (10/10). "Karena masih terjadi sedikit kepanikan di pasar," ujar Agus saat dihubungi Kompas.Com, di Jakarta, Kamis (9/10).
Namun, Agus menilai aksi jual itu hanya akan terjadi di awal perdagangan saja, pasalnya kondisi pasar diperkirakan semakin membaik dan banyak saham yang menarik untuk dikoleksi investor. "Saya rasa keadaan akan berimbang," tutur Agus saat dihubungi Kompas.Com, di Jakarta, Kamis (9/10).
Melihat kondisi pasar regional yang mulai membaik, Agus menyebutkan pihak BEI kemungkinan besar memang akan mencabut suspensi yang berlaku sejak Rabu kemarin. "Mungkin besok akan dibuka karena perkembangan pasar sudah membaik," katanya.
Ditegaskan Agus, jika perdagangan saham terlalu lama ditutup akan terus memberikan nuansa negatif sehingga ketidakpercayaan terhadap pasar semakin besar. Sedangkan jika dibuka, kata Agus, akan memberikan nuansa positif dan pasar tidak terlihat panik.
"Bursa merupakan nilai ekononomi suatu bangsa. Di regional sudah menunjukkan arah market positif. Saya rasa tidak ada alasan akan ditutup lagi," kata Agus.
ANI
BEI Pertimbangkan Buka Suspensi Besok
Kamis, 9 Oktober 2008 | 11:43 WIB
JAKARTA, KAMIS - Bursa Efek Indonesia (BEI) mempertimbangkan akan membuka kembali perdagangan saham besok, Jumat (10/10). Pasalnya, kondisi bursa global dan regional diperkirakan akan semakin membaik.
"Bursa global dan regional hari ini turun beragam. Kelihatannya sudah mulai membaik dan mulai rebound. Ini sinyal yang cukup bagus. Mudah-mudahan ini bisa menjadi dasar bagi kita untuk buka pasar besok," kata Direktur Utama Bursa Efek Jakarta Erry Firmansyah, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (9/10).
Lebih lanjut Erry mengatakan masalah ini akan dikaji lebih lanjut dan akan diputuskan hari ini. Saat ini BEI tengah melakukan pertemuan dengan Badan Pengawas Pasar Modal dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, di Department Keuangan untuk melakukan pembicaraan lebih lanjut.
ANI
Kiat Memilih Investasi di Kala Pasar Modal Tak Menentu
Kamis, 9 Oktober 2008 | 09:38 WIB
JAKARTA, KAMIS - Ambrolnya pasar modal saat ini membuat para pelaku pasar panik. Alhasil, banyak investor yang melakukan aksi jual dalam bursa. Padahal, langkah itu justru membuat pasar bursa jadi tambah tertekan. Nah, pastinya, banyak investor yang bertanya-tanya, instrumen investasi apa yang layak dipilih dalam kondisi bursa yang tidak menentu seperti sekarang ini.
Menurut para perencana keuangan, pengamat investasi serta ekonom, jenis investasi yang paling tepat dilakukan adalah menanamkan modal di pasar saham. Tentunya dengan catatan, investasi ini memiliki jangka waktu yang panjang. "Harga saham yang anjlok sekarang bisa naik hingga tujuh kali lipat dalam lima sampai tujuh tahun ke depan," jelas Roy Sembel, Chief Research Officer Capital Price (Capital Market, Portfolio Investment, Corporate Finance, and Economics). Roy merekomendasikan, saat ini merupakan waktu yang paling tepat bagi investor jangka panjang dan menengah untuk menyerbu saham-saham fundamental bagus yang harganya sedang diobral.
Bagaimana dengan investor jangka pendek? Menurut Roy, investor jangka pendek sebaiknya memilih instrumen yang memberikan pendapatan tetap dalam jangka pendek. Misalnya deposito perbankan. “Tapi yang pasti, harus ada keseimbangan antara jangka pendek menengah dan panjang karena kebutuhan kita tidak semuanya jangka pendek,” jelasnya.
Normalnya, jelas Roy lagi, investasi di pasar saham harus sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Jika pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen sampai 8 persen per tahun ditambah dengan tingkat inflasi antara 5 persen sampai 10 persen per tahun, maka pertumbuhan indeks pasar yang normal itu berada pada posisi 15 persen sampai 20 persen per tahun. "Kalau dilihat jangka panjang, meski naik turun tapi keuntungannya ya sekitar 15 sampai 20 persen itu," jelas Roy.
Emas bisa jadi pilihan menarik
Senada dengan Roy, ekonom BNI Tony Prasentiantono menilai, penempatan instrumen investasi harus disesuaikan dengan kebutuhan investor itu sendiri. Bagi investor jangka panjang, Tony sepakat bahwa pasar saham merupakan pilihan yang baik. Selanjutnya deposito, emas, properti, valas, obligasi, dan reksadana bisa menjadi pertimbangan selanjutnya.
“Emas bisa dilirik karena dapat menjadi alat lindung nilai dari ketidakjelasan kondisi perekonomian saat ini,” ungkap Tony. Sementara, pasar properti juga bisa dipilih karena merupakan salah satu sektor fundamental yang paling bagus.
Nah, meski demikian, menurut perencana keuangan Prime Planner M Ichsan, penempatan portofolio investasi yang aman tetap saja harus disesuaikan dengan kebutuhan, jangka waktu investasi, serta berapa total investasinya.
Ichsan bilang, bagi investor jangka panjang, nilai investasi di reksadana saham dan pasar saham bisa mencapai 70 persen. Sedangkan sisanya dapat ditaruh dalam deposito, pasar uang dan emas.
Sementara bagi investor jangka pendek, 40 persen dananya bisa ditempatkan di deposito, dan 30 persen-nya lagi di obligasi jangka pendek. "Sisanya baru di reksadana saham dan saham," kata Ichsan. (Diade Riva Nugrahani)
Sumber : www.kompas.com
Seminar saham
9 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar