Sabtu, 22/11/2008 10:15 WIB
Obama akan Pilih Menkeu Jempolan, Wall Street Melesat
Irna Gustia - detikFinance
Jakarta - Bursa saham Wall Street langsung melonjak tajam setelah adanya kepastian presiden terpilih AS Barack Obama akan memilih Timothy Geithner menjadi menteri keuangan AS.
Geithner (47 tahun) yang kini menjabat gubernur bank sentral bagian New York dianggap pelaku pasar sebagai sosok yang tepat menangani krisis yang berkepanjangan ini.
Penunjukan Geithner diharapkan bisa membangkitkan kepercayaan setelah pasar begitu frustasi dengan cara Menkeu Henry Paulson menangani krisis.
Saham di Wall Street langsung merespons positif setelah dua hari berturut-turut mengalami kejatuhan yang signifikan dan mencatat posisi terendah dalam 5,5 tahun terakhir.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat waktu AS (21/11/2008) indeks Dow Jones naik 494,13 poin atau 6,54% menjadi 8.046,42. Nasdaq naik 68,23 poin atau 5,18% menjadi 1.384,35 dan S&P 500 naik 47,59 poin atau 6,32% menjadi 800,03.
"Ini menjadi sedikit kabar baik yang diperlukan untuk keluar dari ketidakpastian. Setiap kali ada ketidakpastian yang berkurang, Wall Street sangat menyukainya," kata Joe Saluzzi, co-Manager Themis Trading di Chatham, New Jersey seperti dilansir dari Reuters, (22/11/2008).
Pasar menilai Geithner tidak hanya menangani masalah di sektor jasa keuangan namun juga krisis di industri otomotif yang ikut terjerembab karena kesulitan likuiditas dan telah memakan korban seperti GM dan Ford.
Geithner dianggap sebagai sosok jempolan karena sebelumnya pernah berkarir di departemen keuangan selama 13 tahun sebelum akhirnya keluar pada tahun 2001. Obama sendiri memang belum mengumumkan secara resmi susunan kabinetnya, tapi sudah hampir dipastikan Geithner akan menempati posisi menkeu.(ir/ir)
sumber:
Breaking News :
WASHINGTON — Hillary Rodham Clinton has decided to give up her Senate seat to become secretary of state in the Obama administration, making her the public face to the world for the man who dashed her own hopes for the presidency, confidants of Mrs. Clinton said Friday.
http://www.nytimes.com/2008/11/22/us/politics/22obama.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar