Minggu, 11 Mei 2008
CARA BERPIKIR ORANG KAYA
By MARSUDI KANG
Seringkali kita mendengar gerutuan orang mengatakan bahwa dunia ini tidak adil, karena yang kaya semakin kaya, dan yang miskin tetap miskin. Orang yang miskin acapkali berkata, seandainya mereka diberi kesempatan, mereka juga bisa kaya. Atau kalau mereka punya modal yang banyak atau pandai, mereka bisa mempunyai perusahaan juga.
Benarkah modal bisa membuat orang kaya ? Banyak orang yang menang undian berhadiah, tapi dalam sekejab pula hartanya tersebut habis karena tidak dikelola dengan baik.
Kaya dan miskin dalam konteks disini bukan dalam arti fisik, namun dari cara anda memandang uang. Apabila anda mempunyai rumah bak istana dengan
Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa yang membedakan seseorang kaya dan miskin bukan uang, kepandaian atau modal, tetapi CARA BERPIKIR. Nah, cara berpikir seperti apa yang membuat orang kaya ?
Yang pertama adalah masalah tabungan (saving). Orang miskin berpikir menabung di tempat yang aman, orang kaya berpikir investasi di tempat yang nyaman. Tempat menabung yang aman menurut orang miskin adalah
tempat yang paling sering didengar keberadaannya, paling banyak cabangnya, paling besar gedungnya, bunganya stabil, dan bisa memberikan jaminan keamanan apabila terjadi sesuatu. Sedang tempat menabung yang nyaman menurut orang kaya adalah tempat yang tidak banyak diketahui orang, beresiko tinggi, pendapatannya naik turun
setiap saat, dan perlu keahlian khusus untuk mengelolanya. Prinsip orang miskin disini adalah "Safe Risk, Stable Return", sedang orang kaya adalah "High Risk, High Return".
Yang kedua adalah masalah penghematan vs pendapatan. Orang miskin sangat mematuhi aturan "Jangan sampai besar pasak daripada tiang".
Artinya, seandainya pendapatan kita Rp 1 juta, sedangkan pengeluaran kita 1,5 juta, maka sebisa mungkin pengeluaran ditekan hingga Rp 800 ribu, masih sisa Rp 200 ribu untuk ditabung. Disisi lain, orang kaya jika mempunyai pendapatan 1 juta dan pengeluarannya 1,5 juta, maka
mereka akan bekerja lebih keras sehingga pendapatannya mencapai 2 juta. Sehingga pengeluaran 1,5 juta tertutup dan masih tersisa Rp 500 ribu untuk ditabung. Bisa kita lihat disini, bahwa orang kaya pun mematuhi aturan penghematan tersebut, tapi dari sisi yang berbeda.
Orang miskin melihatnya dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan pengeluarannya, sedang orang kaya melihat dari sisi
pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya.
Yang ketiga adalah masalah bagaimana anda dan uang bekerja bersama. Orang miskin bekerja keras demi uang, orang kaya menempatkan uang mereka pada instrumen tertentu agar bekerja keras bagi mereka. Disini semakin keras orang miskin bekerja, mereka akan mempunyai banyak uang, tetapi mereka hampir tidak mempunyai lagi waktu luang.
Sebaliknya, semakin keras uang bekerja bagi orang kaya, mereka semakin punya banyak uang serta waktu luang. Itulah sebabnya tidak usah heran melihat orang kaya dengan ribuan karyawan masih sempat main golf, sedangkan orang miskin mengatakan tidak punya waktu
mengantar anak tunggalnya jalan-2 ke mall karena sibuk bekerja.
Yang keempat adalah pengelolaan uang tambahan. Seringkali jika kita menerima uang tambahan diluar gaji bulanan seperti THR, bonus, atau hasil kerja sampingan, pikiran orang miskin akan langsung digunakan untuk membeli sesuatu, karena dianggap duit tambahan tersebut sebagai rejeki dadakan. Orang kaya akan menempatkan uang tambahan tersebut pada investasi tertentu, dan bunganya baru dipakai untuk membeli sesuatu. Tiga hal yang berperan disini adalah waktu, modal awal dan bunga. Orang miskin dari segi waktu lebih cepat memperoleh barangnya, namun modal awalnya habis dan tidak memperoleh bunga. Sebaliknya, orang kaya lebih bisa menahan diri untuk membeli barang dalam waktu yang lebih lama, namun modal awalnya masih ada, karena pembelian
dilakukan dengan bunga.
à Bagaimana cara berpikir anda, sudahkah anda berpikir seperti orang kaya ?
Jumat, 09 Mei 2008
|
|
RHENALD KASALI
Rhenald Kasali, Ph.D.
Nama : Rhenald Kasali, Ph.D.
Telpon : 021- 3103976
Fax : 021- 3103931
Email Address : rhenald@mmui.eduThis email address is being protected from spam bots, you need Javascript enabled to view it
Latar Belakang Pendidikan:
1. Ph.D Consumer Science - Univ. of Illinois at Urbana & Campaign, USA, 1998.
2. Master of Business Administration - Univ. of Illinois at Urbana & Campaign, USA, 1993
3. Sarjana Ekonomi - Fakultas Ekonomi UI - 1985 - Manajemen
Latar Belakang Tambahan:
1. Harvard Business School (Boston, USA); Guided by Prof. Michael E. Porter, Microeconomics of Competitiveness : Firm, Cluster & Economic Development, 2002, 2003, 2004, 2005.
2. Asian Productivity Organization - Japan Productivity Center, Three Month Course on Productivity, 1989.
Riwayat Pekerjaan/Jabatan:
1. Ketua Program, Program Studi Magister Manajemen FEUI, November 2005-Sekarang.
2. Ketua Program, Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana FEUI, 1998-Oktober 2005.
3. Komisaris Independen, PT INDOMOBIL MULTI FINANCE, 2004-Sekarang.
4. Staff, Lembaga Manajemen FEUI, 1991-1998.
5. Dosen, Universitas Indonesia, 1988-Sekarang.
6. Kepala Bagian Publikasi, Lembaga Manajemen FEUI, 1988-1991.
7. Direktur, PT Djemat, Samhani & Partners, 1986-1988.
8. Wartawan, PT. Gramedia-KOMPAS, 1984-1986.
9. Wartawan, Majalah Promosi Ekonomi-KADIN JAYA, 1983-1984.
Kepengurusan/Keanggotaan dalam Organisasi Profesi:
1. Pengurus Pusat, ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), 2004-Sekarang.
2. Anggota, Strategic Management Society, 1998-Sekarang.
3. Anggota, American Marketing Association, 1994-1999.
4. Founder Rumah Perubahan : UKM Network Center - Jati Murni, 2007.
Publikasi :
No. Tgl/Edisi Judul Artikel Penerbit Halaman
1 .23/04/2007 Kepemimpinan, Keberanian, dan Perubahan KOMPAS 1 & 15
2 .23/03/2007 Layakkah Memisahkannya KOMPAS 19
3 .Ingin Sukses? Siaplah Berubah! Majalah FEMINA 46-47
4 .7/03/2007 Birokrasi, Reformasi, atau ReCode KOMPAS 6
5 .4/03/2007 Saatnya Melakukan "Re-code DNA" untuk PerubahanKOMPAS 11
6 .05/XXIII/1-14 Maret 2007 Birokrasi (Bukan) Keranjang Sampah Majalah SWA 26-27
7 .22/02/2007 Sukses Berwirausaha Dimulai dari DNA Majalah Adil 42
8 .20/02/2007 Cultural Abnormality BUMN-parlemen Bisnis Indonesia 7
9 .06/02/2007 Cultural Clash BUMN-parlemen Bisnis Indonesia 7
10 .19/01/2007 Presiden Sudah Bekerja KOMPAS 21
11. 10/01/2007 Pentingnya "Re-Code" DNA untuk Perubahan Signifikan KOMPAS
12 .4/12/2006 Ekonomi Tanpa Daya Saing KOMPAS 1 & 5
13 6/12/2006 Mungkinkah Pasar Tradisional hidup kembali dan bersaing dengan Retailer Modern? Positioning Paper
Penghargaan/Grants
1. Alice & Charlote Biester Award, University of Illinois, 1995.
2. Louise A. Young Award, University of Illinois, 1994.
3. Ford Foundation Research, 1993.
4. Dosen Terbaik, Program Studi Magister Akuntansi FEUI, 2003.
5. Satyalancana Karya Satya 10 tahun, President Republik Indonesia, 2004.
6. Penghargaan bagi Tokoh-tokoh masyarakat dalam bidang pendidikan dari yayasan Pengemabangan Kreatifitas, 2005.
sumber:http://www.mmui.edu.temp.client.org/manajemen/rhenald-kasali-ph.d.html
Rhenald Kasali
Dr. Rhenald Kasali adalah host acara Solusi Rhenald Kasali yang disiarkan oleh stasiun televisi ANTV setiap Kamis malam. Acara yang ditujukan untuk kalangan eksekutif itu disukai oleh khalayak pemirsa karena materinya berbobot dan disajikan dengan teknik presentasi yang natural. Sehari-hari, Dr. Rhenald Kasali adalah dosen Fakultas Ekonomi Uiversitas Indonesia dan Ketua Program Pascasarjana Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang meghasilkan magister dan doktor dalam ilmu manajemen. Buku-buku yang ditulisnya selalu menjadi perhatian kalangan bisnis dan dikoleksi olh banyak orang. Selain mengajar di Universitas Indonesia, ia juga menjadi dosen terbang di Program Magister Manajemen Universitas Sam Ratulang, Universitas Tanjung Pura, Universitas Udayana, dan Universitas Lampung. Ia juga mengasuh acara Bedah Bisnis Rhenald Kasali di Radio M97FM, Jakarta. Solusi Bisnis Club di Graha Niaga Jakarta, dan kolumnis tetap di tabloid Kontan. Selain mengajar, Dr, Rhenald Kasali adalah partner pendiri pada kantor Konsultan Imede dan Pena Bisnis Indonesia. Klien-klienya antara lain adalah Garuda Indonesia, Bank Central Asia, Mustika Ratu, Sinar Mas Group, Kasogi, Gramedia Majalah, Femina Group, dan H.M. Sampoerna. Pada tahun 1966, Indofood bersama-sama majalah Gatra dan kelompok penerbitan Jawa Pos membawa Rhenald Kasali melakukan Road Show di 10 kta dengan tema "Gempar" (Gelar Manajemen Pemasaran) yang di setiap kota dihadiri oleh sekitar 25 hingga 400 orang. Lalu pada tahun 1999, PT. H.M. Sampoerna melakukan hal serupa di 11 kota dengan sukses. Pada tahun 2000 dan 2001 BCA pun mlakukan hal serupa delam rangka peluncuran kartu Debit BCA dan Klik BCA.
Karangan yang lain
Buku yang ditulisnya
Membidik Pasar Indonesia Segmentasi Targeting, Positioning
Sembilan Fenomena Bisnis
Sembari Minum Kopi Politiking di Panggung Bisnis
Sukses Melakukan Presentasi
Change! Manajemen Perubahan dan Harapan
Re-Code Your Change DNA
Mutasi DNA Powerhouse
sumber :http://www.gramedia.com/author_detail.asp?id=EBPO1551